Skip to main content

Berwisata Alam ala Afrika di Bali Safari and Marine Park


Wisata alam ala Afrika di Bali Safari & Marine Park (Foto: balisafarimarinepark.com)


Liputan6.com, Jakarta Bali punya puluhan atau bahkan ratusan penginapan yang menawarkan konsep menarik dan unik untuk para calon tamu. Nah, salah satu yang patut dicoba adalah Mara River Safari Lodge.

Mara River Safari Lodge berada di dalam Bali Safari & Marine Park. Penginapan yang beroperasi pada 1 April 2008 menawarkan konsep yang tidak sekadar unik namun juga berani. Boleh dibilang belum ada yang mampu menandingi. Satwa seliweran di depan mata merupakan pemandangan berbeda yang bakal didapat para tamu begitu membuka pintu balkon. Memberi mereka makan juga bisa.

William Santoso, General Manajer Bali Safari and Marine Park mengatakan, Mara River Safari Lodge termasuk ke dalam tujuh produk yang menjadi unggulan tempat konservasi satwa-satwa ini. Satu penginapan dengan tema Afrika yang membuat para tamu dapat mengenal lebih dekat sejumlah satwa yang selama ini hanya bisa dilihat di televisi.

"Kami ingin memberikan kesempatan pengunjung merasakan sensasi yang berbeda. Yang tidak didapat ketika menginap di hotel yang lain," kata William kepada Travel Liputan6.com, Selasa (10/5/2016)

Mara River Safari Lodge diperuntukan bagi siapa saja yang bermimpi jalan-jalan ke gurun savana namun tidak punya uang yang cukup. Di sini Anda dapat melihat semua satwa khas Afrika sampai puas. Kolam renang saja bersebelahan dengan tempat tinggal mereka.

Bermalam di Mara River Safari Lodge
Usai Safari Run 2016 di Taman Safari Indonesia (TSI) 2 Prigen, Jawa Timur, rombongan Safari Journalist Adventure langsung bertolak ke pulau dewata, Bali, untuk merasakan langsung sensasi bermalam di Mara River Safari Lodge.

Setelah menempuh perjalanan udara selama 45 menit, rombongan melanjutkan perjalanan menggunakan bus selama 1 jam 45 menit ke arah Gianyar. Jalanan siang itu tidak padat tapi tidak juga lowong. Tanpa sadar bus yang kami tumpangi sampai di depan gerbang utama Bali Safari and Marine Park.

Dari depan kami diantar menggunakan kendaraan khusus bagi para tamu. Ya, setiap tamu atau pengunjung yang akan menghabiskan waktu di Bali Safari and Marine Park, tidak dapat membawa masuk kendaraan sampai ke dalam.

Kami diturunkan di Tsavo Lion Restaurant untuk santap siang. Sesuai namanya, tamu yang makan di sini dapat melihat dua ekor harimau yang sedang bersantai (di siang dan sore hari) namun tampak agresif di malam hari. Dan jangan kaget apabila masuk ke dalam toilet yang berada di pojok sebelah kiri dari pintu masuk, karena dapat melihat dua ekor singa. Dari situ kami diantar ke kamar masing-masing.

Travel Liputan6.com mendapat kamar jenis Tembo Family Room. Terdiri dari ruang tamu, ruang makan, dan mini bar tanpa sekat. Jumlah kamar tidur ada tiga lengkap dengan kamar mandi di dalam. Tentu ada balkon yang menghadap exhibit Badak, Gajah, dan Zebra.

Tembo Family Room bergaya Afrika. Terdapat banyak sekali hiasan berupa patung dengan ukiran-ukiran, cat dinding khas gaya Afrika, serta tak ketinggalan kain motif tribal, dan lukisan satwa yang ada di masing-masing kamar.

Saran kami, usahakan bangun pagi sebelum pukul 07.00 WITA. Beranjak dari kamar dan segera ke area kolam renang. Sekitar pukul 07.15, zoo keeper akan mengeluarkan satwa-satwa yang lucu dan menggemaskan itu. Gajah yang menjadi “transportasi” para tamu dari kamar tidur ke Tsavo Lion Restaurant untuk sarapan pun siap menanti di tempat penjemputan.

Sempat muncul ketakutan ketika kami mencoba menaiki gajah ke restoran untuk sarapan. Khawatir kalau gajah akan menaikan kedua kaki ke atas dan kami yang berada di atas badannya akan terjungkal ke bawah. Kami bersyukur itu tidak terjadi.

Dari atas badan gajah para pengunjung bertemu dengan Zebra dan Badak yang sedang sibuk sarapan juga. Jangan heran kalau melihat mereka kurang bersemangat menyambut tamu karena makanan untuk mereka masih berlimpah ruah.

Dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 1,8 sampai 2 juta per malam (1 bed room) atau Rp 3 sampai 3,5 juta (family room seperti tempat menginap kami), pengunjung dapat melakukan Safari Journey menggunakan bus yang telah disediakan.

Masih kurang juga? Tenang! Tempat berlibur yang terletak di Jl Bypass Prof Dr Ida Bagus Mantra KM 19,8, Gianyar, Bali, memiliki sejumlah pagelaran yang seru-seru seperti Bali Agung Show di Bali Theater, Animal Show, atau menaiki gajah berkeliling Bali Safari and Marine Park selama 30 menit yang dapat menjadi pilihan. Cocok untuk Anda yang ingin melakukan wisata alam yang seru bersama keluarga.

Comments

Popular posts from this blog

Awal berdirinya kerajaan Badung Bali

Berdasarkan sumber – sumber sejarah, bekas atau bukti-bukti peninggalan masa lampau dapat diketahui, bahwa yang kemudian menjadi wilayah  Kerajaan Badung  berdasarkan  tempat ditemukannya artefak,  diantaranya :  Prasasti Blanjong  di Sanur  yang berangka  tahun  913 Masehi.  Pura Maospahit   Grenceng  dan  Tonja , Sumerta pada abad ke-14. Bukti peninggalan artefak Pura dengan langgam arsitekturnya, institusi dan lain – lainnya memberikan fenomena kehidupan komunitas  yang sudah teratur pada jaman itu. Dari sisi bentang alam, wilayah Badung bercirikan kawasan agraris dan dikelilingi pantai yang cocok untuk pelabuhan, aktivitas perdagangan laut yang cukup tua usianya (Kuta, Sanur). Produksi kerajinan seperti gerabah ( penyobekan ) juga menunjukkan corak kuno seperti yang masih dibuat di Desa  Lumintang. 1) Ekspedisi Patih Majapahit ( Gajah Mada ) disert...

AWAL BERDIRINYA KERAJAAN KARANGASEM BALI INDONESIA

Asal-Usul Kata ‘Karangasem’ Gunung Lempuyang yang berada di sebelah Timur Laut kota Amlapura, pada mulanya bernama Adri Karang, yang berarti ‘Gunung Karang’. Pandita Agnijaya datang ke Bali tahun 1150 M mengemban bhisama: Gumawyeana dharma rikang Adri Karang maka kerahayuaning jagat Bangsul. Bhisama di atas termuat dalam prasasti Sading C yang terdapat di Griya Mandara, Munggu Badung. Pandita Agnijaya kemudian membuat tempat suci di puncak Gunung Lempuyang yang sekarang bernama Pura Luhur Lempuyang, sebagai tempat bersemadi. Tempat bersemadi ini disebut Karang Semadhi. Dari kata ‘Karang Semadhi’ inilah yang menjadi ‘Karangasem’. Sementara itu kata Lempuyang berasal dari kata lampu + hyang. Kata lampu berarti ‘terpilih’, ‘disukai’, dan hyang berarti ‘dewa’. Jadi Lempuyang berarti tempat suci yang dipilih atau disukai oleh para dewa. Sedangkan nama Amlapura tidak ada prasasti yang menyebutkan kata itu. Kemungkinan kata Amlapura tercipta pada jaman Dalem Watur Enggong di ...

Kisah Perjalanan Raden Ayu Pemecutan / Raden Ayu Siti Khotijah

  Taru rambut ini tumbuh tepat di pusara atau makam kramat Raden Ayu Pemecutan alias Gusti Ayu Made Rai berada di tengah setra Badung, tepatnya di jalan Gunung Batukaru sekarang. Di bawah sebuah pohon kepuh yang besar, ada sebuah kuburan yang khusus untuk salah seorang keluarga Puri Pemecutan yang bernama Gusti Ayu Made Rai atau Raden Ayu Pemecutan. Bagaimana bisa terjadi adanya taru rambut pada sebuah makam kramat tersebut? Kisah ceritanya adalah sebagai berikut : Tersebutlah seorang raja di Puri Pemecutan yang bergelar I Gusti Ngurah Gede Pemecutan. Salah seorang putri beliau bernama Gusti Ayu Made Rai. Sang putri ketika menginjak dewasa ditimpa penyakit keras dan menahun yakni sakit kuning. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk menyembuhkan penyakit tersebut, namun tidak kunjung sembuh pula. Sang raja ketika itu mengheningkan bayu sabda dan idep, memohon kehadapan Hyang Kuasa, di merajan puri. Dari sana beliau mendapatkan pewisik bahwa Sang Raja hendaknya mengadakan sabda pa...