Tempat wisata Gratis di Bali

-

Bali menawarkan banyak tempat wisata gratis yang menarik untuk dikunjungi. Beberapa di antaranya adalah pantai-pantai indah seperti Pantai Kuta, Pantai Seminyak, Pantai Sanur, dan Pantai Batu Bolong, yang semuanya terkenal dengan keindahan alamnya dan cocok untuk berbagai aktivitas seperti berselancar, berjemur, atau sekadar menikmati pemandangan. Selain itu, Bukit Campuhan di Ubud menawarkan pemandangan perbukitan yang menakjubkan dan cocok untuk trekking. Anda juga bisa mengunjungi Pura Taman Saraswati di Ubud yang terkenal dengan kolam teratainya yang indah.

Berikut beberapa tempat wisata gratis di Bali yang bisa Anda kunjungi:

Pantai :

Pantai Kuta :
Pantai ini terkenal dengan ombaknya yang cocok untuk berselancar dan pemandangan matahari terbenam yang indah.
 
Pantai Seminyak :
Pantai ini menawarkan suasana yang lebih tenang dan santai, serta pemandangan sunset yang menawan.
 
Pantai Sanur :
Pantai ini cocok untuk bersantai, berenang, atau sekadar menikmati suasana pagi hari.

Pantai Batu Bolong :
Pantai ini memiliki pura unik di atas batu karang berlubang, dan ombaknya cocok untuk berselancar.

Pantai Jimbaran :
Terkenal dengan makan malam romantis di tepi pantai dengan pemandangan matahari terbenam. 

Pantai Nyang Nyang :
Pantai yang masih alami dengan pasir putih dan air laut yang jernih.

Pantai Tegal Wangi :
Pantai yang tersembunyi dengan pemandangan indah dan tebing-tebing karang yang menarik.

Pantai Canggu :
Pantai dengan suasana yang lebih santai dan cocok untuk berselancar dan menikmati sunset.

Pantai Sawangan :
Pantai yang tenang dengan pemandangan yang indah dan cocok untuk bersantai.

Tempat Lainnya :
- Bukit Campuhan, Ubud : Tempat trekking dengan pemandangan perbukitan hijau yang menawan.
- Pura Taman Saraswati, Ubud : Pura dengan kolam teratai yang indah dan arsitektur yang menawan. 
- Desa Penglipuran : Desa wisata yang terkenal dengan kebersihan dan keasriannya.
- Desa Wisata Tenganan : Desa tradisional Bali Aga dengan keunikan budaya dan tradisinya. 
- Bali Sea Turtle Society (BSTS), Kuta : Tempat konservasi penyu, pengunjung bisa ikut melepaskan tukik ke laut.
- Pantai Kelan : Pantai yang berdekatan dengan bandara, cocok untuk melihat pesawat lepas landas dan mendarat.
- Bendungan Muara : Tempat santai di tengah kota Denpasar, cocok untuk memancing, piknik, atau jogging.
- Taman Puputan : Taman kota di Denpasar yang bisa menjadi tempat bersantai.
- Lapangan Renon : Area terbuka luas di Denpasar yang bisa digunakan untuk berbagai aktivitas. 
- Galeri Threads of Life : Galeri yang memamerkan kain tenun tradisional Bali. 
- Pasar Sindhu : Pasar tradisional di Sanur yang bisa menjadi tempat berburu kuliner.
- Sanur Morning Market : Pasar pagi di Sanur yang menjual hasil pertanian.
- Jalan Sulawesi : Jalan yang terkenal dengan toko-toko oleh-oleh dan pusat perbelanjaan. 
- Taman Werdhi Budaya Art Centre : Tempat yang menampilkan berbagai karya seni dan budaya Bali. 
- Taman Patung Titi Banda : Taman dengan berbagai patung yang menarik.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Awal berdirinya kerajaan Badung Bali

-
Image
Berdasarkan sumber – sumber sejarah, bekas atau bukti-bukti peninggalan masa lampau dapat diketahui, bahwa yang kemudian menjadi wilayah  Kerajaan Badung  berdasarkan  tempat ditemukannya artefak,  diantaranya :  Prasasti Blanjong  di Sanur  yang berangka  tahun  913 Masehi.  Pura Maospahit   Grenceng  dan  Tonja , Sumerta pada abad ke-14. Bukti peninggalan artefak Pura dengan langgam arsitekturnya, institusi dan lain – lainnya memberikan fenomena kehidupan komunitas  yang sudah teratur pada jaman itu. Dari sisi bentang alam, wilayah Badung bercirikan kawasan agraris dan dikelilingi pantai yang cocok untuk pelabuhan, aktivitas perdagangan laut yang cukup tua usianya (Kuta, Sanur). Produksi kerajinan seperti gerabah ( penyobekan ) juga menunjukkan corak kuno seperti yang masih dibuat di Desa  Lumintang. 1) Ekspedisi Patih Majapahit ( Gajah Mada ) disert...
Read more

AWAL BERDIRINYA KERAJAAN KARANGASEM BALI INDONESIA

-
Image
Asal-Usul Kata ‘Karangasem’ Gunung Lempuyang yang berada di sebelah Timur Laut kota Amlapura, pada mulanya bernama Adri Karang, yang berarti ‘Gunung Karang’. Pandita Agnijaya datang ke Bali tahun 1150 M mengemban bhisama: Gumawyeana dharma rikang Adri Karang maka kerahayuaning jagat Bangsul. Bhisama di atas termuat dalam prasasti Sading C yang terdapat di Griya Mandara, Munggu Badung. Pandita Agnijaya kemudian membuat tempat suci di puncak Gunung Lempuyang yang sekarang bernama Pura Luhur Lempuyang, sebagai tempat bersemadi. Tempat bersemadi ini disebut Karang Semadhi. Dari kata ‘Karang Semadhi’ inilah yang menjadi ‘Karangasem’. Sementara itu kata Lempuyang berasal dari kata lampu + hyang. Kata lampu berarti ‘terpilih’, ‘disukai’, dan hyang berarti ‘dewa’. Jadi Lempuyang berarti tempat suci yang dipilih atau disukai oleh para dewa. Sedangkan nama Amlapura tidak ada prasasti yang menyebutkan kata itu. Kemungkinan kata Amlapura tercipta pada jaman Dalem Watur Enggong di ...
Read more

Kisah Perjalanan Raden Ayu Pemecutan / Raden Ayu Siti Khotijah

-
Image
  Taru rambut ini tumbuh tepat di pusara atau makam kramat Raden Ayu Pemecutan alias Gusti Ayu Made Rai berada di tengah setra Badung, tepatnya di jalan Gunung Batukaru sekarang. Di bawah sebuah pohon kepuh yang besar, ada sebuah kuburan yang khusus untuk salah seorang keluarga Puri Pemecutan yang bernama Gusti Ayu Made Rai atau Raden Ayu Pemecutan. Bagaimana bisa terjadi adanya taru rambut pada sebuah makam kramat tersebut? Kisah ceritanya adalah sebagai berikut : Tersebutlah seorang raja di Puri Pemecutan yang bergelar I Gusti Ngurah Gede Pemecutan. Salah seorang putri beliau bernama Gusti Ayu Made Rai. Sang putri ketika menginjak dewasa ditimpa penyakit keras dan menahun yakni sakit kuning. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk menyembuhkan penyakit tersebut, namun tidak kunjung sembuh pula. Sang raja ketika itu mengheningkan bayu sabda dan idep, memohon kehadapan Hyang Kuasa, di merajan puri. Dari sana beliau mendapatkan pewisik bahwa Sang Raja hendaknya mengadakan sabda pa...
Read more