Skip to main content

Orang Indonesia yang hebat, Ciptakan Pompa Air Tanpa Listrik

 NusaBali.com - I Gusti Made Rus Alit memperlihatkan beberapa pompa air hasil karya sendiri di rumahnya, Banjar Sangketan Kerta, Desa Wanagiri Kauh, Kecamatan Selamadeg, Tabanan, Minggu (27/11). .-DESAK


Pompa air karya IGM Made Rus Alit banyak digemari di negara-negara yang kekurangan air, seperti Australia dan Papua Nugini

Kisah I Gusti Made Rus Alit, Pria Inovatif Asal Desa Wanagiri Kauh, Kecamatan Selemadeg, Tabanan


TABANAN, NusaBali
Satu lagi pria inovatif asal Tabanan, yang hasil karyanya telah membantu banyak orang dan mendunia. Setelah Agung Putra Dhyana, 47, yang memanfaatkan energi matahari untuk pembangkit tenaga listrik, kini mencuat lagi nama I Gusti Made Rus Alit, 70. Bedanya, IGM Rus Alit berkibar berkat kesuksesannya menciptakan pompa air tanpa energi listrik, yang membantu banyak orang.

IGM Rus Alit merupakan krama asal Banjar Sangketan Kerta, Desa Wanagiri Kauh, Kecamatan Selamadeg, Tabanan, yang lebih sering berada di Australia. Tak banyak orang tahu, ayah empat anak dari dua ibu beda bangsa (asal sekampung dan Selandia Baru) ini sudah menekuni dunia pompa air sejak tahun1978. Berkat kemampuannya membuat pompa air tanpa energi listrik, Rus Alit bisa keliling dunia untuk menerapkan ilmunya. Selama ini, Rus Alit telah membantu krama subak dan warga sekampungnya dalam mene-nuhi kebutuhan air, tanpa sepeser pun mengeluarkan biaya.

Saat NusaBali bertandang ke kediaman Rus Alit di Banjar Sangketan Kerta, Desa Managiri Kauh, Kecamatan Selemadeg, Minggu (27/11), terlihat pasokan airnya melimpah. Padahal, rumah Rus Alit berada di kawasan dataran tinggi. Rus Alit memanfaatkan aliran Tukad Yeh Le, yang merupakan anak Sungai Yeh Otan, untuk diangkat ke sekitar rumahnya menggunakan beberapa pompa hidrolik.

Dengan mengangkat aliran air Tukad Yeh Le menggunakan pompa hidrolik, Rus Alit mampu membatu penuhi kebutuhan air warga sekitar. Bukan tanggung-tanggung, untuk satu unit pompa hidrolik saja, mampu membantu kebutuhan air sehari-hari untuk 20 kepala keluarga (KK) di Banjar Sangketan Kerta. "Mereka (warga) tidak perlu beli air algi, karena sudah dibuatkan pompa," ujar Rus Alit kepada NusaBali.

Rus Alit mengisahkan, beberapa hasil karyanya yang sangat membantu warga saat musim kemarau, antara lain, tangki air bawah tanah yang diberi nama ‘Pompa Rus’. Peralatan ‘Pmpa Rus’ ini berfungsi untuk menyaring air hujan lewat proses pengendapan.

Selain itu, ada juga ‘Pompa Hidram’, yang bisa digunakan untuk penyaringan air sungai dengan medium pasir. Ada pula sistem ‘Aqua Ponik’, di mana air yang keruh bisa diendapkan tanpa menggunakan kaporit. Caranya, air dipompakan dan dibawa ke tanaman yang memakai bahan bahan kerikil, sehingga lama kelamaaan airnya akan menjadi bening.

"Ilmu ini saya dapatkan dari hasil belajar lewat buku dan pengalaman saat sekolah di Jawa Tengah," terang pria kelahiran 6 November 1946 yang pernah sekolah setingkat SMA di Tegal (Jawa Tengag) dan Lumajang (Jawa Timur), lalu kuliah setingkat D3 di Selandia Baru ini.

Menurut Rus Alit, pompa air yang diciptakannya semua tanpa memakai energi listrik. Peralatannya pun sangat sederhana. Tak heran jika hasil karyanya sangat digemari di luar negeri, khusus di negara-negara yang kekurangan air.

Pompa air karya Rus Alit memerlukan galian sedalam 3 meter, pipa, dengan modal adanya air deras di bawah tempat tinggal maksimal ketinggiaan 100 meter. "Kalau menaikkan air, memang harus ada modal air dulu di bawah tempat tinggal,” jelas anak bungsu dari 8 bersaudara keluarga pasangan almarhum I Gusti Putu Centig dan Gusti Ayu Gabruk ini.

Sedangkan untuk pompa air dengan penampungan air hujan, dibuat khusus di daerah kering yang jarang turun hujan. Polanya, dibuat sumur, kemudian air hujan ditampung di sana, lalu dibuatkan Pompa Rus. “Pompa Rus ini paling laris di Australia dan Papua Nugini," papar Rus Alit.

Bagaimana awal cerita hingga IGM Rus Alit menekuni pembuatan pompa air tanpa energi listri? Menurut Rus Alit, semua ini berawal dari keberadaan keluarganya di Banjar Sangketan Kerta, Desa Wanagiri Kauh, Kecamatan Selemadeg yang kesulitan untuk mendapatkan air. Ketika Rus Alit masih kecil, dia kasihan melihat neneknya harus menek jurang tuun pangkung untuk mencari air buat keperluan hidup sehari-hari. "Dari situ, saya terketuk untuk mencoba bikin pompa air agar bisa membantu keluarga dan masyarakat," kenang Rus Alit.

Barulah di tahun 1978, Rus Alit bisa mewujudkan mimpinya bikin pompa air tanpa energi listrik dan ternyata berhasil. Berkat teknologi tepat guna karya Rus Alit, warga di Banjar Sangketan Kerta, Desa Wanagiri Kauh bisa mengatasi masalah kesulitan air. Dan, dengan ilmu pompa air yang dikuasainya pula, Rus Alit bisa melanglang buana ke berbagai belahan dunia.

Rus Alit pun tinggal di Australia dan bolak-balik ke Tabanan. Di Australia, dia me-ngembangkan pompa air ciptaannya untuk diterapkan masyarakat setemapt. Rus Alit mengaku tinggal di Australia, berawal karena ketenaranya usuran bikin pompa air, sehingga ada perusahaan dari Jakarta yang mengajaknya ke Negeri Kanguru.

Salah seorang anak dari Rus Alit diajak perusahaan tersebut tinggal di Jakarta dan disekolahkan. Sedangkan Rus Alit difasilitasi tinggal di Australia. Dari Australia, Rus Alit melanglangbuana ke berbagai negara untuk menerapkan pompa air ciptaannya, seperti di Papua Nugini, Afrika Selatan, dan Timor Leste.

Sedangkan untuk Bali, Rus Alit sudah bantu terapkan pompa air hasil karyanya di sejumlah kawasan, seperti Bangli, Karangasem, dan Tabanan sendiri. Khusus di Tabanan, dia sudah membantu beberapa desa, seperti Desa Gerokgak (Kecamatan Tabanan) dan Desa Sarin Buana (Kecamatan Selemadeg). "Tapi, saya belum dikenal luas di Tabanan, karena selama ini lebih sering berada di luar negeri," jelas suami dari Ni Made Sedani, 50 ini. * cr61

Comments

Popular posts from this blog

Awal berdirinya kerajaan Badung Bali

Berdasarkan sumber – sumber sejarah, bekas atau bukti-bukti peninggalan masa lampau dapat diketahui, bahwa yang kemudian menjadi wilayah  Kerajaan Badung  berdasarkan  tempat ditemukannya artefak,  diantaranya :  Prasasti Blanjong  di Sanur  yang berangka  tahun  913 Masehi.  Pura Maospahit   Grenceng  dan  Tonja , Sumerta pada abad ke-14. Bukti peninggalan artefak Pura dengan langgam arsitekturnya, institusi dan lain – lainnya memberikan fenomena kehidupan komunitas  yang sudah teratur pada jaman itu. Dari sisi bentang alam, wilayah Badung bercirikan kawasan agraris dan dikelilingi pantai yang cocok untuk pelabuhan, aktivitas perdagangan laut yang cukup tua usianya (Kuta, Sanur). Produksi kerajinan seperti gerabah ( penyobekan ) juga menunjukkan corak kuno seperti yang masih dibuat di Desa  Lumintang. 1) Ekspedisi Patih Majapahit ( Gajah Mada ) disertai Para Arya ke Pulau Bali dalam usaha mempersatukan wilayah Nusantara. Khususnya Arya Damar (Adi

5. Rumah Pohon Temega Karangasem

Wisata Rumah Pohon Temega adalah tempat wisata di Bali terbaru dan paling hits. Tepatnya berada Jl. Raya Tirta Gangga, Temega, Padang Kerta, Kec. Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Tempat ini dibuka sekitar bulan November 2016 lalu, dan masih termasuk wisata baru. Jarak tempuh dari Denpasar sekitar 2 jam perjalanan/ jarak 70 km, atau sekitar 3 km sebelum sampai wisata Tirta Gangga. Lokasi ada di tepi jalan raya, jadi kamu akan lebih mudah menemukan tempat ini. Harga tiket masuk cukup murah. Untuk dewasa Rp 10.000,-, anak-anak Rp 5.000,- per orang. Untuk tarif parkir sepeda motor Rp 2.000,-, mobil Rp 5.000,- per unit. Tempat unik ini buka setiap hari dari jam 07.00 pagi sampai jam 7 sore. Di hari libur Nasional/Minggu tempat ini ramai pengunjung, jika ingin puas menikmati wisata disini sebaiknya datang di hari biasa. Rumah-rumah yang ada di atas pohon ini berdesain unik dan kekinian untuk menikmati pemandangan alam sekitar. Penghubung antar rumah pohon ini a

Kisah Perjalanan Raden Ayu Pemecutan / Raden Ayu Siti Khotijah

  Taru rambut ini tumbuh tepat di pusara atau makam kramat Raden Ayu Pemecutan alias Gusti Ayu Made Rai berada di tengah setra Badung, tepatnya di jalan Gunung Batukaru sekarang. Di bawah sebuah pohon kepuh yang besar, ada sebuah kuburan yang khusus untuk salah seorang keluarga Puri Pemecutan yang bernama Gusti Ayu Made Rai atau Raden Ayu Pemecutan. Bagaimana bisa terjadi adanya taru rambut pada sebuah makam kramat tersebut? Kisah ceritanya adalah sebagai berikut : Tersebutlah seorang raja di Puri Pemecutan yang bergelar I Gusti Ngurah Gede Pemecutan. Salah seorang putri beliau bernama Gusti Ayu Made Rai. Sang putri ketika menginjak dewasa ditimpa penyakit keras dan menahun yakni sakit kuning. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk menyembuhkan penyakit tersebut, namun tidak kunjung sembuh pula. Sang raja ketika itu mengheningkan bayu sabda dan idep, memohon kehadapan Hyang Kuasa, di merajan puri. Dari sana beliau mendapatkan pewisik bahwa Sang Raja hendaknya mengadakan sabda pandit